Profil Alumni : “TETAP HAUS DAN LAPAR UNTUK PERJUANGAN”

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) - Profil Alumni : “TETAP HAUS DAN LAPAR UNTUK PERJUANGAN”

     Alwi Saputra S.Ei.,ME lahir di Koto Lamo taggal 1 Februari 1993 adalah anak dari Iriusman dan Nurmala Sari. Pendidikan Sekolah Dasar di SD 03 Koto Lamo, SMP 08 Payakumbuh dan SMK 01 Kosgoro Payakumbuh. Kemudian di lanjutkan ke Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi mengambil jurusan Ekonomi Islam.

     Hambel, dingin dan penyabar itulah perawakan yang disemakan kepada Alwi Saputra yang memiliki keinginan kuat untuk membumikan ekonomi yang berprinsip kepada al-Quran dan Hadist. Melalui beberapa pengalaman organisasi kemahasiswaan membuat Alwi lebih mudah dalam bergaul dalam masyarakat dan mensosialisasikan pentingnya menjalankan ekonomi secara islami. Oleh karena itulah Alwi sengaja melakukan penelitian untuk skripsi denga judul “Transparansi Pembayaran di Rumah Makan Persepektif Ekonomi Islam (studi kasusnya rumah makan Uni Cha di Agam dan Uni Lis di Bukittinggi)”. Dari hasil penelitiannya Alwi menyimpulkan bahwa pembayaran yang dilakukan di rumah makan sudah menggambarkan prinsip secara Islami.

     Saat ini, Alwi sedang menggeluti usaha yang dirintisnya dan menjadi penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan di Bukittinggi. Di umur ke 27 tahun, Alwi tetap aktif di beberapa organisasi kepemudaan. Bahkan banyak media dan seminar lainnya beliau isi. Berangkat dari moto yang selalu di bumikan “tetap haus dan lapar untuk perjuangan”. Menjadikan Alwi selalu semangat untuk memotivasi kalangan muda untuk berkontribusi positif di Bukittinggi. Bahkan Alwi sudah menjadi beberapa inisator organisasi kepemudaan di Bukittinggi. Mulai dari Aksi kamisan, Dangau Tuo Institut, Aliansi Mahasiswa, Pecinta Lingkungan, dan komonitas lainnya.
Secara struktur, Alwi menjabat sebagai sekretaris KNPI kota Bukittinggi. Ketua IMM Sumatera Barat, pembina Permalipa Bukittinggi dan organisasi lainnya. Melalui terpaan itulah Alwi dikenal dengan keramahannya. Tidak heran jika Alwi dikenal dengan kehambalannya kepada banyak orang.

     Alwi, tidak puas dengan pendidikan jenjang sarjana meneruskan perkuliahan ke IAIN Bukittinggi hingga penyelesaian magisternya. Masih merasa kurang pengalaman dibandingkan dengan orang lain. Oleh sebab itu Alwi membutuhkan kolaborasi utuh dalam membumikan prinsip ekonomi islam. Untuk itu mari kita bantu niat baik tersebut agar dimudahkan dalam perjalannya. (gb)

Leave a Reply