Menjadi lulusan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam pada Wisuda XIII IAIN Bukittinggi sangat membahagiakan dirinya, ini merupakan buah dari keseriusannya mengikuti perkuliahan selama ini, prestasi ini akan dipersembahkan oleh Muhammad Firdaus kepada kedua orang tuanya Herman dan Maizar yang hanya tamatan Sekolah Dasar. Firdaus yang dilahirkan di Bogor pada tanggal 18 September 1997, memulai pendidikan formalnya di SDN 05 Kubang Putih (2010), dilanjutkan ke MTsN. Kubang Putih (2013), dan kemudian masuk ke MAN Model Kota Bukittinggi (2016).
Bagi Firdaus, yang selalu mendapat peringkat terbaik di kelas selama di Madrasah Aliyah, mengambil Program Studi (Prodi) Ekonomi Islam karena menurutnya Prodi ini bersifat umum dan menjanjikan lapangan pekerjaan yang luas kedepannya. Apalagi melanjutkan pendidikan ke IAIN Bukittinggi dengan pertimbangan biaya karena letak kampusnya tidak jauh dari kediaman orang tuanya, yang juga merupakan penduduk Kubang Putih. Apalagi orang tua Firdaus sudah cukup berumur, jadi membutuhkan bantuan Firdaus dalam megelola usaha keluarganya, yang membuka kedai kelontong di rumahnya.
Karena selalu juara di kelasnya, Firdaus selalu mewakili sekolahnya dalam berbagai perlombaan baik yang dilaksanakan di tingkat sekolah maupun di tingkat universitas, hal ini menjadi motivasi yang kuat baginya untuk selalu tekun belajar sehingga pada wisuda XIII ini dengan Surat Keputusan Rektor IAIN BUkittinggi No. 176/In.26/PP.00.9/08/2020 TENTANG WISUDAWAN/WISUDAWATI TERBAIK DAN NILAI TUGAS AKHIR, SKRIPSI DAN TESIS TERTINGGI WISUDA ANGKATAN KE-XIII TAHUN AKADEMIK 2019/2020 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI. Firdaus dinyatakan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dengan IPK 3, 75.
Untuk mengakhiri pendidikannya di IAIN Bukittinggi, Firdaus menulis skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kebutuhan Daruriyyah terhadap Keputusan Bekerja ( Studi Kasus: Mahasiswa Ekonomi Islam IAIN Bukittinggi)” yang di bimbing oleh Dr. Hesi Eka Puteri, SE., MSi. membutuhkan waktu penyelesai skripsinya lima bulan, lebih kurang.
Akhirnya Firdaus yang memagang motto dalam hidupnya: jangan selipkan kata “menyerah” dalam kamus kehidupan mu karena usaha tak akan mengkhianati hasil. Mengucapkan terima kasih kepada segenap Civitas Akademika FEBI khususnya dan IAIN Bukittinggi pada umumnya. Mohon maaf kalau ada kesalahan, ungkapnya sambil tersenyum bahagia.(gb)