Hidup itu hanya untuk ibadah, meraih berkah dengan karya-karya nyata, itulah motto hidup yang selalu mengiringi langkah setiap aktivitas pria kelahiran kota Dumai, 06 Desember 1990 ini. Walaupun Rizki Fadli, S.Ei yang akrab disapa Rizki ini kelahiran Tanah Melayu Riau namun hampir seluruh masa pendidikannya di jalani di Ranah Minang. Rizki “urang awak”, karena Ibunya Hj. Marni berasal dari Kecamatan Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman sedangkan Ayahnya H.Tabul Hilmu dari Kota Padang Panjang. Hanya saja kedua orangtuanya sejak menikah sudah merantau ke Tanah Melayu, tepatnya Kota Dumai.
Rizki menegaskan, Baginya ibadah adalah tujuan hidup seorang muslim, Ibadah merupakan manifestasi dari wujud Pengabdian seorang hamba kepada Rabb Nya, dan itu sejalan dengan tujuan Penciptaan Manusia oleh Sang Khalik. Suatu pekerjaan akan terasa sia-sia jika tidak diniatkan untuk ibadah, terlepas pekerjaan itu menuai hasil seperti yang diharapkan atau tidak, namun yang pasti prosesnya itu akan punya nilai di mata Allah SWT. Prinsip-prinsip inilah yang senantiasa ia perjuangkan untuk diterapkan dalam giat aktivitasnya sebagai usahawan muda. Alumni Prodi Ekonomi Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech Muhammad Djamil Djambek ini memang lebih tertarik untuk menggeluti dunia Bisnis/Usaha ketimbang bekerja sebagai karyawan. Darah bisnisnya mengalir deras dari keluarganya. Rizqi sudah memulai bisnisnya sejak di bangku kuliah. Dia membangun bisnis-bisnis berbasis syariah dengan merekrut rekan-rekan mahasiswa mendirikan lembaga Usaha Mahasiswa yang dikenal dengan USMA DJ singkatan dari Usaha Mahasiswa Djamil Djambek. Lembaga ini menjembatani kebutuhan-kebutuhan media penunjang pembelajaran mahasiswa, seperti pengadaan Komputer, Laptop dan sejenisnya dengan prinsip “ta’awun”. Masa itu eksistensi USMA DJ sangat dirasakan oleh Mahasiswa. Tentu saja aktivitas usaha yang dilakukannya tidak sampai mengganggu perkuliahan. Dia memang berusaha dengan kuat untuk jeli membagi waktu, karena selain aktivitas kuliah, berbisnis, Organisasi Eksternal Kampus, dia juga punya aktivitas mengajar dan menghafal al-Qur’an.
Rizki pernah merintis Usaha konveksi jilbab yang cukup mengalami kemajuan masa itu dan tertaqdir menjadi manager cabang PT. AFI Tour and Travel Perwakilan Sumatera Barat yang berkantor di kota Bukittinggi. Di akhir perkuliahan Rizki menemukan perempuan pilihannya ketika sama-sama beraktivitas di organisasi eksternal kampus. Menikah muda jadi tantangan baru dalam hidupnya. Dia dan sang Istri sama-sama belum menyelesaikan kuliah meskipun di kampus dan kota yangg berbeda. Namun, Rizki bisa membuktikan bahwa menikah muda tidak jadi penghalang baginya dan istri untuk tetap jadi Sarjana. Kendati terlambat wisuda 1 semester saja, (tamat 4,5 tahun), namun dia bisa tamat dengan membawa prestasi gemilang sebagai salah satu mahasiswa terbaik kategori penulisan Skripsi terbaik di kampus tercinta ini dengan judul skripsi “Konsep Time Value of Money terhadap Rupiah dalam Perspektif Ekonomi Islam”
Satu hal penting lagi yang selalu jadi catatan prestatif tak terlupakan baginya ketika menjalani Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Jorong Piladang, Kabupaten 50 Kota. Dia bersama rekan-rekan satu kelompoknya berhasil menghadirkan Prasarana Air Bersih yang selama ini sangat dirindukan oleh masyarakat Jorong Piladang. 10 tahun terakhir masyarakat di sana hidup dalam cengkraman krisis air bersih. Air bersih adalah hal yang sangat sulit untuk mereka temukan. Persoalan masyarakat itu sebagai concern utama program KKN nya. Karena memang sejatinya KKN adalah salah satu wujud dari Tridharma Perguruan Tinggi. KKN tidak hanya sebagai prasyarat untuk menyelesaikan studi saja. Dengan kesadaran itu, dia dan teman-temannya fokus mengatur strategi yg tepat agar program Air Bersih bisa goal sebelum mereka meninggalkan daerah Piladang. Berbekal pengalaman tekhnik-tekhnik lobby dan strategi yg didapatkannya selama aktif di organisasi eksternal kampus, ia mengirim surat permohonan audiensi kepada Bupati Kab. 50 Kota. Gayung bersambut, audiensi mereka diterima secara terbuka. Beberapa kali pertemuan dia dan teman-temannya jadi perwakilan masyarakat untuk membahas masalah ini bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat. Perjuangannya akhirnya membuahkan hasil. Sebelum mereka meninggalkan daerah KKN, Pemerintah mengucurkan dana 300.000.000 untuk fabrikasi pipa dari telaga yang ada di bukit ke masyarakat Piladang Atas dan Tengah. Meskipun mereka sudah meninggalkan lokasi KKN sebelum PDAM daerah tersebut diresmikan, namun Perangkat Jorong Piladang mengundang khusus mahasiswa-mahasiswa tersebut dalam acara peresmian.
AKTIVITAS SAAT INI
Setelah menyelesaikan kuliah S1 nya, Rizki hijrah kembali ke kota kelahirannya dengan misi membantu pengembangan usaha orang tua. Karena dia merupakan anak lelaki tertua dari 8 bersaudara, dan juga dia satu-satunya yang mewarisi jiwa bisnis kedua orangtuanya, sehingga dia memiliki beban moral untuk mengurusi usaha-usaha orangtuanya. Namun, setelah di kota Dumai, keinginan untuk berdikari lebih besar dalam dirinya. Sehingga Rizki memutuskan menarik diri dari usaha orangtua nya dan mulai membangun bisnis sendiri dari Nol.
Kondisi yang ada di Dumai, membuatnya semakin optimis dengan cita-citanya untuk mendirikan Lembaga Konsultan Bisnis Syariah, yaitu lembaga manajemen untuk usaha mikro, kecil dan menegah. Realitanya banyak usaha mikro yang butuh tidak hanya modal tapi juga sentuhan manajemen yang berbasis islam untuk bisa berkembang. Pelaku usaha yang sudah mapan dengan keahliannya dalam menjalankan usaha mikro kerap bingung untuk mengembangkan usahanya sehingga penyerapan tenaga kerja menjadi terbatas. Kebingungan itu bersumber dari minimnya pengetahuan tentang manajerial sehingga usaha yang telah lama dirintisnya itu mengikat kuat pada dirinya sehingga tidak dapat ditinggal, artinya jika dia tidak ada maka usaha tutup dan atau jika dia mengembangkan usahanya maka tidak terkontrol. Disinilah peran penting Lembaga Konsultan Bisnis, sehingga UMKM ini dapat berkemajuan, dinamis dan meningkatkan produktivitas dalam negeri. Tentu saja ini jadi meringankan Negara dalam menjalankan tugasnya.
Munculnya misi-misi ini tidak terlepas dari mengaplikasikan produk-produk ekonomi islam yang ia pelajari di STAIN. Sampai saat ini ada 8 (delapan) unit usaha pribadi dalam payung PT. Usaha Berkah Berkarya yang didirikannya. Tiga diantaranya adalah berbasis akad mudharabah yaitu Usaha Bengkel Las, Bubut, dan Perkebunan. Empat lainnya di bidang pedagangan barang dan jasa yaitu Toko Houseware & Elektronik, Distributor madu Sialang, Distributor beberapa brand Baju Muslim (online-offline Shop) dan jasa keberangkatan haji-umroh. Sedangkan untuk aktivitas luar, dia dipercaya memanejemen Usaha Retail 212 Mart kota Dumai. Sekarang Rizki di bantu oleh 9 (Sembilan) orang karyawan tetapnya.
Esensi Muamalah itu adalah Ta’awun
Rizki kembali menegaskan bahwa seluruh akad dalam ekonomi islami itu basis utamanya adalah ta’awun (tolong menolong) contoh sederhana seperti “praktek jual beli yang saya lakukan dengan system tawar menawar, walaupun kita secara manajemen sudah memiliki reng harga tapi tetap saja attitude komunikasi dengan pihak pembeli itu melahirkan banyak berkah dalam jual beli dan keuntungan sama-sama amat sangat dirasakan oleh kedua belah pihak. Jika harga yang saya berikan sangat best price, dalam artian saya pribadi memperoleh keuntungan yg sangat tipis, maka yang terjadi adalah penjual menolong pembeli dan saya sebagai penjual juga tidak berkecil hati dengan keuntungan yang kecil tersebut. Selanjutnya jika keuntungan besar, maka penjualpun juga punya tugas/kewjiban untuk segera mengeluarkan infak dan zakatnya. Prinsip inilah terus di praktekkan dalam setiap unit usahanya. Sehingga penghasilan itu tidak mengendap tapi selalu sedapat mungkin harus kita distribusikan dengan tetap menjaga cash flow-nya agar tidak sulit mengatasi sesuatu yang diluar dugaan”.
Bagi Rizki tidak pernah mau membedakan antara ibadah pokok dengan ibadah muamalah, keduanya tetap harus dijalani dengan kehati-hatian sehingga tidak tergelincir pada terbudaknya seseorang tehadap harta yang dititipkan kepadanya. Semakin banyak harta yang Allah titipkan kepada kita, artinya semakin besar kewajiban sosial yang mesti kita tunaikan ujar Ayah yang memiliki dua orang Putri ini.
“Doakan Semoga saya istiqomah membumikan konsep-konsep Ekonomi Islam dalam tiap gerak usaha saya. Agar adanya Ilmu Ekonomi Islam ini tidak menjadi sebuah kesia-sian yg sebatas teori tanpa aplikasi saja. karena memang pengejawantahan ilmu-ilmu yg di dapatkan di bangku pendidikan itu adalah ketika kita hidup bersama-sama di tengah masyarakat saat ini. Mahasiswa Ekonomi Islam harus tampil beda dengan keilmuannya dalam setiap kerja yg dilakukannya”. Ungkap Rizki mengakhiri pembicaraannya. (gb)