MEMBANGUN MASA DEPAN PARIWISATA SYARIAH

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) - MEMBANGUN MASA DEPAN PARIWISATA SYARIAH

REFLEKSI DARI WORKSHOP KURIKULUM OBE PRODI PARIWISATA SYARIAH FEBI UIN BUKITTINGGI

Bukittinggi- (Senin, 30 Juni 2025). Suasana akademis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Bukittinggi begitu dinamis. Bukan sekadar rutinitas perkuliahan, melainkan sebuah agenda krusial: Workshop Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) untuk program studi Pariwisata Syariah (Parsya). Acara ini bukan hanya pertemuan biasa, melainkan sebuah lokakarya yang berupaya merajut masa depan pariwisata syariah di Indonesia, dimulai dari bangku kuliah.

Workshop ini terasa istimewa dengan kehadiran Dr. Sumaryadi, A.Par., S.E., M.M., seorang pakar dan dosen berpengalaman dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung, yang didapuk sebagai narasumber utama. Sejak awal, beliau telah memantik diskusi tentang esensi pendidikan pariwisata yang tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mempersiapkan lulusan yang siap terjun ke industri. Hal ini selaras dengan semangat OBE, yang menitikberatkan pada hasil nyata yang harus dicapai oleh mahasiswa.

Pembukaan workshop oleh Dekan FEBI UIN Bukittinggi, Assoc. Prof. Aidil Alfin, M.Ag., Ph.D., turut menegaskan urgensi adaptasi kurikulum. Dalam sambutannya, Dekan Aidil Alfin menyampaikan bahwa dunia pariwisata terus berkembang pesat, dan tanpa kurikulum yang responsif, institusi pendidikan akan tertinggal. Visi beliau jelas: menghasilkan lulusan Parsya yang tidak hanya memiliki keahlian teknis, tetapi juga pemahaman mendalam tentang nilai-nilai syariah, sehingga mampu bersaing dan memberikan kontribusi positif di sektor pariwisata yang semakin kompleks.

Materi yang disampaikan oleh Dr. Sumaryadi menjadi inti pembahasan. Beliau dengan lugas menguraikan tantangan terbesar studi pariwisata di era modern, yang seringkali berkutat pada kesenjangan antara teori di kampus dan praktik di lapangan. Isu “links & match” menjadi sorotan utama, menekankan pentingnya sinergi antara kurikulum akademik dengan kebutuhan riil industri. Ini bukan hanya tentang memenuhi standar akreditasi, melainkan tentang memastikan bahwa setiap lulusan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja.

Lebih jauh, Dr. Sumaryadi memaparkan pokok-pokok pikiran dalam perancangan kurikulum pariwisata yang ideal. Sebuah kurikulum yang tidak hanya kuat secara fundamental, tetapi juga fleksibel untuk mengadopsi tren dan inovasi. Yang tak kalah penting adalah fokusnya pada pariwisata ramah muslim. Di tengah pertumbuhan segmen wisatawan muslim global, konsep ini menjadi krusial. Dr. Sumaryadi membedah bagaimana prinsip-prinsip syariah dapat diintegrasikan secara holistik dalam layanan pariwisata, mulai dari makanan halal, fasilitas ibadah, hingga etika pelayanan. Beliau juga membagikan strategi pengembangan pariwisata ramah muslim yang tidak hanya menjanjikan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga citra positif bagi Indonesia sebagai destinasi wisata halal terkemuka. Workshop ini diikuti oleh semua dosen Parsya, dosen FEBI, praktisi, dan stageholder.

Workshop ini bukan sekadar ajang diskusi, melainkan sebuah komitmen kolektif. Komitmen untuk terus berinovasi dalam pendidikan, memastikan bahwa Program Studi Pariwisata Syariah FEBI UIN Bukittinggi menjadi garda terdepan dalam mencetak SDM unggul di bidang pariwisata. Dengan berlandaskan prinsip OBE dan visi yang kuat terhadap pariwisata ramah muslim, UIN Bukittinggi berpotensi besar untuk melahirkan para profesional yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berintegritas dan mampu membawa keberkahan dalam setiap langkah pengembangan pariwisata. Ini adalah langkah nyata menuju masa depan pariwisata syariah yang cerah dan berkelanjutan, (im).