Bukittinggi, 23 September 2024 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, bekerja sama dengan RRI Bukittinggi dan Pemerintah Kota Bukittinggi, sukses menggelar acara penyiaran on air bertema “Menekan Laju Inflasi.”, dengan fokus pada topic “Laju Inflasi Terjaga, Pertumbuhan Ekonomi Berlanjut. Acara ini berlangsung pada Senin, 23 September 2024, pukul 10.00-11.00 WIB di RRI Pro 1 Bukittinggi.
Acara ini menghadirkan Bapak Rusydi Fauzan, SE, MM, Ketua Program Studi Bisnis Digital FEBI UIN Bukittinggi, dan Bapak Wahyu Bestari, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bukittinggi. Kedua narasumber ini membahas secara mendalam mengenai penyebab dan dampak inflasi di Kota Bukittinggi serta strategi untuk menekan laju inflasi, terutama bagi sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Dalam sesi diskusi, Bapak Rusydi Fauzan menyoroti berbagai faktor penyebab inflasi di Bukittinggi, termasuk kenaikan harga barang pokok dan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan. Menurutnya, inovasi produk dan strategi pemasaran oleh UMKM merupakan kunci penting dalam menjaga stabilitas harga dan menekan inflasi. Bapak Rusydi juga menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi digital dapat memperkuat daya saing UMKM dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Sementara itu, Bapak Wahyu Bestari menjelaskan beberapa langkah strategis yang dilakukan Pemerintah Kota Bukittinggi dalam menekan laju inflasi. Ia menyoroti pentingnya koordinasi antara pemerintah, produsen, dan pelaku pasar untuk memastikan kelancaran distribusi pasokan serta menjaga stabilitas harga. Bapak Wahyu juga mengungkapkan bahwa tim pengendali inflasi kota aktif memantau perkembangan harga di pasar serta berupaya memastikan ketersediaan barang yang dibutuhkan masyarakat.
Salah satu topik yang menarik perhatian adalah perkembangan inflasi di Indonesia dan Bukittinggi selama lima tahun terakhir. Dalam diskusi tersebut, disampaikan bahwa inflasi di Bukittinggi relatif terkendali dibandingkan daerah lain, meskipun tantangan tetap ada terutama pada sektor energi dan pangan. Untuk itu, inovasi produk oleh UMKM dan digitalisasi menjadi solusi penting yang harus diterapkan.
Selain itu, Bapak Rusydi Fauzan menekankan pentingnya pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan perubahan harga pasar. Inovasi dalam produk dan strategi pemasaran digital sangat membantu UMKM untuk mempertahankan margin keuntungan, bahkan di tengah tekanan inflasi. Teknologi, kata dia, memungkinkan UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi dalam produksi dan distribusi.
Diskusi juga mengangkat pengaruh infrastruktur dalam menekan inflasi. Bapak Wahyu Bestari menyebut bahwa pembangunan dan perbaikan infrastruktur di Bukittinggi, seperti jalan raya dan sarana transportasi, telah membantu mengurangi biaya distribusi barang, sehingga dapat menekan harga di pasar.
Tak kalah penting, komunikasi kepada masyarakat tentang ketersediaan barang dan upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga menjadi hal yang ditekankan oleh kedua narasumber. Mereka menyatakan bahwa partisipasi aktif masyarakat dan pelaku usaha sangat dibutuhkan dalam menyukseskan program pengendalian inflasi ini.
Melalui program penyiaran ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Bukittinggi berkomitmen untuk terus mendukung kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta, dalam memberikan edukasi dan solusi atas isu-isu ekonomi terkini.
Dengan adanya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha, diharapkan inflasi di Kota Bukittinggi dapat terus dikendalikan, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat dan sektor UMKM dapat berkembang lebih pesat. Selain itu, inflasi yang terjaga akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, memperkuat daya beli masyarakat, serta membuka peluang usaha baru bagi masyarakat lokal.