Muhammad Irfan, yang lahir di Bukittinggi, pada tanggl 09 September 1997. Merupakan anak sulung dari lima bersaudara pasangan Abdiwan dengan Asmul Yanti. Merupakan mahasiswa semester 7 (tujuh) Program Studi Perbankan Syariah.
Muhammad Irfan biasa dipanggil Ipan, kegiatan sampingannya di luar jam kuliah adalah buka tempat parkir di Pasar Atas, Bukittinggi, tepatnya di depan gerbang Kebun Binatang. Pekerjaan ini dilakoninya hari Sabtu dan Minggu dari pagi sampai magrib, dan jika hari biasa, Senin sampai Jumat selesai beraktifitas di kampusnya. Jika tidak ada perkuliahan lagi Ipan langsung pergi ke tempat kerja. Bagi Ipan dari pada menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat lebih baik dimanfaatkan waktu ini agar bisa menghasilkan (uang jajan), “time is money”, ungkapnya.
Alasan kenapa mau jadi tukang parkir, bagi Ipan yang utama untuk meringankan beban orang tua, setidaknya tidak meminta uang jajan lagi sama beliau. Bagi Ipan di umur yang sudah 22 tahun ini, Ipan berfikir harus memiliki penghasilan setidaknya bisa mencukupi untuk kebutuhan pribadi sendiri. Mudah-mudahan ada rezeki berlebih dari Allah SWT, Ipan juga membantu keuangan orang tuanya walaupun jumlahnya tidak seberapa, tetapi bagi Ipan ini merupakan kebanggaan tersendiri.
Ketika ditanya malukah Ipan jadi tukang parkir? dengan enteng Ipan menjawab “Mengapa harus malu jika ingin sukses tinggalkan lah sifat gengsi selagi yang kita kerjakan itu halal, malahan dia merasa bangga karena sudah punya penghasilan sendiri. Kendala atau rintangan yang dihadapi tentu ada misalnya perkataan (cemeeh) orang lain. Orang yang berfikir pekerjaan tidak layak dan sebagainya. Jadikan saja perkataannya itu cambuk dan motivasi untuk sukses, karena kesuksesan itu didapat bukan semudah membalikan telapak tangan, sukses itu didapatkan dengan cara kerja keras bersungguh-sungguh dan yakin setiap apa yang kita kerjakan adalah baik dan selalu berdoa kepada Allah SWT untuk dimudahkan segala urusan dan rezeki”.
Alhamdulillah berkat kerja kerasnya, Ipan disamping membayar uang kuliah sendiri, dia juga besa beli handphone, laptop dan bahkan mampu membeli mobil, barang yang selalu jadi impiannya sebagai tukang parkir, tentu hal ini bisa terwujud di samping kerja keras juga berkat doa dan restu dari kedua orang tuanya, ungkap Ipan merendah.
Bagi Ipan selagi kita yakin dan mau berusaha pasti ada jalan untuk mewujudkan keinginan dan impian kita. Makanya Ipan berbagi dengan teman-temannya: “bermimpilah setinggi langit karena bermimpi itu tidak bayar selagi teman-teman bisa menyesuaikannya dengan kerja keras dan doa, dan yang terpenting dalam hidup ini adalah rasa syukur karena kalau setiap rezeki yang diberi Allah SWT, jika kita bersyukur pasti berkah dan kedepannya insyallah dilipat gandakanNya”.(gb)