Jalan berliku menapaki pinggang gunung Merapi menuju peternakaan sapi perah tidak terasa melelahkan karena disunguhi pemandangan indah di kiri kanan jalan yg dilalui, hamparan persawahan berjenjang dan kebun-kebun milik masyarakat yang sedang menghijau karena hujan yang selalu menguyur nagari Lasi, kecamatan Canduang, kabapaten Agam. Sesampai di lokasi kami sudah di sambut oleh puluhan sapi-sapi belang hitam putih yang sedang menikmati rerumput segar hasil sabitan karyawan Lassy Dairy Farm yang merupakan makanan utama sapi-sapi untuk mempertahankan kualitas susunya.
Sementara kami menunggu kedatangan Bapak Suhatril ST., MT. pemilik peternakan itu yang merupakan alumnus Magister Tehnik Perminyakan Institute Tekhnologi Bandung (ITB) tahun 2012. Beliau rela meninggalkan pekerjaan di perusahaan perminyakan ternama dengan gaji yang sangat wah demi membangun kampung halamannya. Sebab bagi sarjana jurusan mesin ITB ini pepatah karatau madang dihulu babuah babungo balun, karantau bujang dahulu dirumah paguno balun, terpatri begitu kuat di dalam sanubarinya berkat tempahan bapaknya yg juga seorang pemangku adat di nagari Lasi. karenanya bagi Suhatril kalau mau membangun kampung halaman ya semasa muda, ketika pikiran, tenaga dan kesehatan masih prima, semua bisa kita kerjakan .
Berdatanganlah mobil mini bus dengan beberapa penumpangnya, ketika turun langsung menuju kandang sapi – kandang sapi yg sudah rapi karena selesai dibersihkan. Kandang-kandang kelihatan indah dan menarik karena dihiasi dengan spanduk-spanduk yang berisikan motivasi meminum susu dan motivasi berwirusaha. Agaknya peternakan ini juga bisa dikembangkan menjadi objek wisata karena lahannya cukup luas, berada dipinggang gunung tentunya pemandangan sangat menarik.
Kedatangan Dekan Fakutas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) Bapak Dr. Iiz Izmuddin MA serta rombongan di sambut di saung yang disediakan khusus untuk menyambut tamu yang datang berkunjung ke peternakan itu. Pertemuan berjalan sangat hangat, karena sama sama memiliki misi pembangunan berdasarkan potensi yang dimiliki. Bapak Suhatril bersedia menjalin kerja sama, sebab baginya kampus merupakan lahan subur untuk mengembangkan konsep-konsepnya membangun yang sudah tumbuh dalam dirinya ketika masih remaja dahulu, konsep itu semakin matang ketika merantau ke Bandung semasa kuliah, dan semakin sempurna ketika di aplikasinya. Hal inilah yang ingin disebarkannya. Baginya mahasiswa adalah perpanjangan tangan langsung untuk ikut mensosialisasi dan mengaplikasikan konsep pemberdayaan yang dimilikinya.
Bapak Dr. Iiz Izmuddin pun ikut menimpali pembicaran tersebut, bagi dekan termuda di lingkungan IAIN Bukittinggi ini, pembangunan ekonomi yang sebenarnya, adalah pembangunan ekonomi sector riil ini, sector ekonomi yang mampu bertahan dan mempertahankan diri walaupun badai krisis moneter menguncang, seperti tahun 1998 silam. Sekor riil tetap eksis tetapi sektor diluar ini banyak yang gulung tikar. Pertemuan ini diakhiri dangan saling bertukar nota kesepahaman, sambil menikmati susu hangat hasil olahan CV Keju Lassy yang menaungi peternakan yang sudah memiliki asset miliaran rupiah ini. Pertemuan pada hari senin tanggal 8 juli 2019 ini, juga di hadiri oleh Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni Bpk Gusril Basir, SH.,M.Hum , Ketua Program Studi Managemen Bisnis Syiariah (MBS) Ibu. Yenty Astari Dewi, SE. MM , serta bpk Cahya Agung Mulyana, ST. M.Par yang merupakan Alumnus ITB Juga, yang menambah semakin munculnya rasa kekeluargaan dalam pertemuan yang bersangkutan.(Gusril Basir)